Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengaku sudah merasakan ketidaknetralan aparat dalam mengawasi Pilpres 2024.
Menurut dia, masyarakat umum juga sudah merasakan ketidaknetralan tersebut di berbagai darah.
“Kita memang tidak berani menunjuk, tapi aroma itu sangat kuat. Itu publik di bawah juga sudah tahu, ada aparat yang berat sebelah,” ucap Jazilul di NasDem Tower, Jakarta Pusat, Sabtu (11/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jazilul memberi contoh sikap tidak netral yang sudah terasa sejauh ini. Misalnya dalam pemasangan alat peraga.
“Sudah mulai itu, apakah pasang baliho, pengadaan acara, bahkan kalau ada orang atau kyai yang mau ceramah,” lanjutnya.
Dia mengklaim pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sudah mengalami itu.
Misalnya ketikaCak Imin batal membuka MTQ International di Tanah Laut hingga acara diskusi bersama Anies di Bandung yang batal secara mendadak pada Oktober lalu.
Jazilul juga mengungkapkan terdapat banyak laporan dari simpatisan mengenai intervensi itu, seperti ketika seorang kyai dilarang menyampaikan ceramah di suatu tempat.
Ia berharap aparat dapat berpihak secara adil dan netral, terutama sepanjang kontestasi Pemilu bergulir.
“Pak Muhaimin waktu ke Tanah Laut itu [mengalami]. Kita buat acara Pak Anies di Bandung, diganjal juga, tidak diizinkan,” ucap Jazilul.
Akan tetapi, Jazilul belum berencana melaporkan dugaan itu ke pihak berwenang. Dia mengaku masih mengumpulkan berbagai temuan dari publik.
PKB adalah salah satu partai pengusung Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di KPU bersama NasDem, PKS dan Partai Ummat.
Pasangan lain yang juga telah didaftarkan ke KPU antara lain Ganjar Pranowo-Mahfud MD dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Ganjar Pranowo dan Mahfud MD diusung oleh PDI Perjuangan, PPP, Perindo, dan Hanura. Sedangkan, pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka diusung Gerindra, PAN, PBB, Golkar, Demokrat, Garuda, PSI, Prima, dan Gelora.
(frl/bmw)
[Gambas:Video CNN]
Sumber www.cnnindonesia.com