Hari Peringatan Korban Lalu Lintas: Mengenang Celaka di Jatinangor

Sumedang – Setiap tahunnya, dunia memperingati Hari Peringatan Korban Lalu Lintas atau World Day of Remembrance for Road Traffic Victims. Peringatan hari ini jatuh pada hari Minggu ketiga di bulan November. Kali ini, 19 November menjadi hari jadinya.

Beberapa hari sebelumnya, tepatnya Kamis (16/11), terjadi sebuah kecelakaan di kawasan Jatinangor, Sumedang. Kecelakaan tersebut kemudian merenggut nyawa seorang mahasiswa Universitas Padjadjaran. Pada Senin (20/11/2023), sebuah pameran sekaligus kampanye mengenang korban lalu lintas diselenggarakan di kawasan Universitas Padjadjaran (Unpad) kampus Jatinangor.

Kawasan Unpad Jatinangor dipilih karena beberapa alasan. Pertimbangan pertama adalah lokasi Unpad yang berada di kawasan antarkota, di mana ada banyak kendaraan besar yang melintas di jalannya. Keadaan ini membuat jalanan di sekitar Unpad menjadi rentan terjadi kecelakaan. Hal ini disampaikan oleh Founder CARS Indonesia sekaligus dosen Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Indah Amelia.

“Kan di Unpad ini ada di posisi antarkota, itu rentan terjadi kecelakaan lalu lintas. Jadi kampanye hari ini selain mengenang korban kecelakaan lalu lintas, utamanya untuk menjadi pembelajaran bagi yang masih hidup,” kata Indah.

Kedua, audiens ditargetkan adalah mahasiswa. Menurut Ketua Komunitas Transport for Bandung Raihan Aulia, mahasiswa adalah salah satu kelompok pengguna jalan yang rentan terlibat dalam kecelakaan.

“Karena mahasiswa itu salah satu yg golongan paling rentan ya soal kecelakaan, jadi mengingatkan kembali ke pengguna jalan, supaya lebih memperhatikan keselamatan di jalan. Pada akhirnya yang perlu dibenahi juga adalah si penggunanya sendiri,” terang Raihan.

Pada dinding monumen yang disebut Brooklyn Unpad tersebut, dipajang foto-foto mendiang mahasiswa Unpad yang menjadi korban kecelakaan lalu lintas. Pihak penyelenggara menyebutnya Wall of Remembrance. Di kiri dan kanan, terdapat dua papan besar dengan sticky notes warna-warni menempel di sekelilingnya. Di papan tersebut, banyak mahasiswa membubuhkan tanda tangannya. Kedua papan ini ditujukan sebagai alat petisi yang menuntut keamanan jalan di Jatinangor.

Isu tentang sarana dan prasarana pengguna jalan di Jatinangor bukan hal baru. Namun, kecelakaan lalu lintas yang baru terjadi beberapa hari lalu seolah menjadi panggilan kesadaran berbagai pihak. Sebagai bentuk upaya awal menuju kualitas jalan yang lebih baik, peringatan Hari Peringatan Korban Lalu Lintas ini diselenggarakan oleh Center for Youth Actions on Road Safety (CARS) Indonesia bersama Dinas Perhubungan Kota Bandung dan Komunitas Transport for Bandung.

Bentuk peringatan yang dilakukan oleh komunitas ini memang terkesan seperti mengambil momentum kecelakaan lalu lintas yang berlokasi di antara kampus Unpad dan ITB. Namun, Indah menyebutkan, mereka telah menyusun rencana kegiatan ini jauh sebelum kecelakaan terjadi. Indah juga menyebutkan bahwa sempat ada pertimbangan lokasi peringatan, yakni Unpad kampus Bandung atau Jatinangor.

“Sebenarnya ini udah direncanakan sebulan terakhir. Awalnya kita air campaign di Instagram. Jadi pas hari keberapa air campaign tiba-tiba ada kecelakaan itu. Jadi makin lah membuat kita yakin ini memang harus diadain di sini (Jatinangor),”

Indah menjelaskan, beberapa tahun yang lalu, saat sebuah kecelakaan lalu lintas paling parah terjadi di Jatinangor, kampanye keselamatan di jalan seperti saat ini sempat ingin dilakukan. Namun, kampanye dan hal lainnya itu tidak bisa terlaksana karena pandemi.

“Semua orang kayak kebangun waktu itu. Karena ini jalan nasional, Polda Jabar ngajak Unpad untuk bikin semacam kampanye kayak gini di depan pangdam (pangkalan damri) untuk bikin kayak monumen keselamatan jalan gitu. Jadi sebetulnya ini bukan yang pertama, kami udah pernah sampai merencanakan kayak gitu, kampus yang aman, monumen dan edukasi segala macamnya, tapi keburu Covid,” terang Indah.

Melihat lagi-lagi kecelakaan di Jatinangor menelan mahasiswa Unpad sebagai korban, Indah merasa hal yang sempat direncanakan pada 2019 lalu harus direalisasikan saat ini. Tak masalah jika harus mulai dari nol lagi. Kali ini, aksi nyata akan dimulai dari kampanye dan petisi. Dua papan yang semula putih bersih telah terisi banyak tanda tangan mahasiswa. Setelah kegiatan ini, papan petisi tersebut akan dibawa ke pihak universitas untuk didiskusikan. Berikutnya, Indah menyebutkan juga akan ada diskusi lanjutan bersama Dinas Perhubungan Kabupaten Sumedang.

“Rencananya mau bawa ini ke universitas, terus juga ke Dinas Perhubungan Sumedang. Jadi pesan-pesan dari teman-teman mahasiswa yang dicantumkan di papan petisi ini mudah-mudahan bisa jadi bahan diskusi bersama,” terang Indah.

Mahasiswa berkunjung ke Wall of Remembrance dan menandatangani papan petisi pada Hari Peringatan Korban Lalu Lintas di Brooklyn Unpad, Senin (20/11). Foto: Hanifah Salsabila/detikJabar

Dosen Fakultas Kedokteran tersebut juga menambahkan, bahwa dalam diskusi tersebut, tidak akan ada pihak yang disudutkan. Alih-alih menunjuk satu pihak untuk disalahkan, Indah ingin ada kerjasama antara semua stakeholder terkait untuk menyelesaikan permasalahan ini.

“Sebenarnya bukan menyalahkan satu pihak ya, justru pengennya kerja sama dengan kampus, dengan Dishub. Tapi bukan hanya Dishub Sumedang aja, tapi juga (Dishub) Provinsi, karena di depan itu jalan nasional. Jadi memang ini harus pentahelix, semua stakeholder bisa ikutan,” lanjutnya.

Seruan tentang perbaikan sarana dan prasarana lalu lintas di Jatinangor sudah diserukan sejak lama oleh mahasiswa. Mulai dari zebra cross, permintaan pengadaan jembatan penyeberangan orang (JPO), dan hal lainnya seperti keluhan tentang kendaraan besar di jalan. Menurut Indah,satu hal yang paling dibutuhkan saat ini adalah diskusi. Dalam diskusi bersama pihak terkait, permasalahan lalu lintas di Jatinangor bisa diuraikan dan dicari jalan keluarnya.

“Itu butuh riset dan studi, namanya AMDAL terkait lalu lintas, di mana bisa ketahuan apa kebutuhannya. Yang utamanya butuh diskusi antara semua stakeholder yang terkait: institusi pendidikan, pemerintah (Dishub), kepolisian, komunitas yg peduli pada keselamatan seperti kami. Kalau kita diskusi bareng bisa mudah-mudahan sih bisa sama-sama lihat di mana sih kesalahannya, atau kekurangannya apa, ini peran siapa. Jadi berbagi peran, bukan kayak nunjuk ini salahnya siapa,” jelasnya.

Dinas Perhubungan Kabupaten Sumedang merespons keinginan diskusi tersebut dengan positif. Kepala Bidang Perlengkapan Jalan dan Parkir Dinas Perhubungan Kabupaten Sumedang Iwan Hermawan mengapresiasi kegiatan mengenang korban kecelakaan tersebut. Iwan juga menyebutkan bahwa Dishub Sumedang sangat terbuka untuk diskusi melalui program yang disebut Forum Komunikasi Lalu Lintas.

“Ini kegiatan yang sangat bagus. Ini bagian dari bagaimana kita semua berkontribusi mencari alternatif solusi supaya lalu lintas tertib, aman, dan kemudian tidak terjadi kecelakaan yang merenggut korban lagi. Kami apresiasi, tapi ke depan, ini tidak hanya sekadar di-campign seperti ini, tapi harus duduk bareng, menyampaikan apa yang menjadi permasalahannya. Dicari solusi bersama, untuk kemudian ada aksi nyata. Tinggal ke depan bagaimana kita bersinergi,” katanya.

Nadia adalah salah satu mahasiswa yang turut membubuhkan tanda tangannya di papan petisi. Menurut mahasiswa pertukaran pelajar dari Aceh tersebut, kegiatan ini menjadi pengingat yang bagus untuk mahasiswa sebagai pengguna jalan.

“Kita nggak tahu gimana ke depannya. Cuma, menurut saya lebih baik menjaga ya, daripada jadi korban. Apalagi korban lalu lintas ini kan kebanyakan karena kurang kehati-hatian dalam berkendara,” katanya.

(sud/sud)

Sumber www.detik.com